TEMAN

DEMI MASA

Wednesday, March 17, 2010

PRINSIP-PRINSIP AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH


Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah mereka yg berpedoman kepada petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Disebut Ahlus Sunnah krn mereka berpegang teguh dan mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Disebut Jama’ah krn mereka adalah orang-orang yg berkumpul dalam kebenaran tidak berpecah belah dalam agama mereka bersatu dalam pimpinan imam-imam yg benar tidak keluar dari imam-imam tersebut serta mereka mengikuti apa yg menjadi ijma’ para salaf.
A. Muqaddimah
Aqidah berasal dari akar kata ‘aqd yg berarti mengikat dgn kuat. Menurut syara’ aqidah adalah iman teguh yg sama sekali tak ada keraguan bagi pemiliknya.
Aqidah Islamiyah adalah keimanan yg teguh kepada Allah Ta’ala dgn mengesakanNya dan mentaati segala perintahNya beriman kepada para malaikatNya semua-kitabNya para rasulNya Hari Akhir dan qadarNya serta beriman kepada segala yg ghaib sebagaimana yg diceritakan Allah dan RasulNya.
Salaf yaitu generasi pertama dari umat ini yg terdiri atas para sahabat tabi’in dan para imam pemberi petunjuk pada tiga abad pertama . Selanjutnya sebutan salaf diberikan kepada tiap orang yg meneladani para salaf terdahulu dan yg berjalan di atas manhaj mereka. Mereka lalu terkenal dgn sebutan salafy .
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah mereka yg berpedoman kepada petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Disebut Ahlus Sunnah krn mereka berpegang teguh dan mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Disebut Jama’ah krn mereka adl orang-orang yg berkumpul dalam kebenaran tidak berpecah belah dalam agama mereka bersatu dalam pimpinan imam-imam yg benar tidak keluar dari imam-imam tersebut serta mereka mengikuti apa yg menjadi ijma’ para salaf.
Lalu krn mereka adalah orang-orang yg mengikuti Sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Atsarnya mereka kemudian juga dikenal dgn sebutan Ahlul Hadits Ahlul Atsar Ahlul Ittiba’ juga disebut dgn At Tha’ifah Al Manshurah ataupun Al Firqah An Najiyah .
B. Prinsip-prinsip dan manhaj memahami aqidah
Sumber aqidah adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yg shahih serta ijma’ para salaf.
Setiap yg shahih dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wajib diterima meskipun kedudukan-nya sebagai hadist ahad .
Rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah adalah nash-nash lain yg menjelaskannya pemahaman para salaf serta para imam yg berjalan di atas manhaj mereka. Pemahaman mereka itu tidak ditolak hanya krn adanya kemungkinan-kemungkinan makna lain ditinjau dari segi bahasa.
Semua prinsip-prinsip agama telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam. Tak seorangpun boleh mengadakan sesuatu yg baru dalam persoalan agama lalu mengatasnamakannya sebagai agama.
Menyerah secara total kepada Allah dan RasulNya lahir batin. Tidak menentang sesuatupun dari Al Qur’an atau As Sunnah yg shahih baik dgn qiyas perasaan pendapat syaikh imam atau sejenisnya.
Akal yg sehat dan jernih selalu berkesesuaian dgn dalil naqli yg shahih. Dua hal yg qath’i tersebut selamanya tidak akan pernah bertentangan. Ketika diragukan terjadi pertentangan maka yg didahulukan adl dalil naqli.
Wajib berpegang teguh dgn lafadz-lafadz syar’i dalam aqidah serta membuang jauh-jauh istilah-istilah yg diada-adakan. Istilah-istilah mujmal yg mengandung pengertian salah dan benar harus disertakan maknanya jika benar maka istilah itu ditetapkan sesuai dgn istilah syara’nya dan jika salah maka harus ditolak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah maksum dan umat Islam juga terjaga dari melakukan kesepakatan dalam kesesatan.
Tetapi secara pribadi tidak seorangpun dari umat Islam yg maksum . Bila terdapat sesuatu yg diperselisihkan antara-ulama maka harus dikembalikan kepada Al Qur’an dan As Sunnah dan kita memaklumi akan adanya kesalahan pada mujtahid ummah tersebut.
Di antara umat Islam ada yg diberi ilham oleh Allah mimpi yg baik adalah benar dan merupakan sebagian dari nubuwwah firasat yg jujur adl benar. Semua ini merupakan karamah -dengan syarat hal itu tidak menyalahi syara’- hal-hal tersebut tidak menjadi sumber dalam persoalan aqidah dan syari’ah.
Berdebat dalam persoalan agama utk mencari kemenangan adalah tercela sedang berdebat dgn cara yg baik adalah terpuji dan disyari’atkan. Sesuatu yg oleh agama dilarang membahasnya secara mendalam wajib ditaati. Dengan catatan pelarangan itu shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Setiap muslim wajib menahan diri dari membahas secara mendalam hal yg tak diketahui-nya lalu menyerahkan hakekat masalah tersebut kepada Allah Ta’ala.
Seorang muslim wajib meng-gunakan manhaj samawi dalam membantah suatu pendapat. Demikian pula dalam persoalan i’tiqad dan penetapan sesuatu. Karena itu bid’ah tidak boleh dibantah dgn bid’ah tafrith tidak dihadapi dgn ghuluw demikian pun sebaliknya.
Setiap hal baru yg diada-adakan dalam agama adl bid’ah dan tiap bid’ah adalah sesat dan tiap kesesatan adanya di dalam neraka.
C. Tauhid Ilmi I’tiqadi
Dalam hal Asma’ Allah dan Sifat-sifatNya akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah menetap-kan apa yg ditetapkan oleh Allah utk diriNya atau yg ditetapkan oleh RasulNya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dgn tidak menyerupakan atau menggambarkanNya dgn sesuatu; juga menafikan sesuatu yg dinafikan oleh Allah atas diriNya atau yg dinafikan oleh RasulNya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dgn tanpa mengubah atau membatalkannya sebagaimana firman Allah “Tiada sesuatupun yg menyerupaiNya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” disertai dgn iman terhadap kandungan makna nash-nash tersebut juga maksud yg ada di dalamnya.
Tamtsil dan ta’thil Nama-nama Allah dan Sifat-sifatNya adalah kufur. Adapun tahrif yg oleh ahlul bida’ disebut ta’wil maka daripadanya ada yg masuk kategori kufur; seperti ta’wilnya orang-orang bathiniyah dan di antaranya merupakan bid’ah dhalalah; seperti ta’wil yg dibuat oleh orang-orang yg meniadakan sifat-sifat Allah dan di antaranya ada yg terjadi krn kekeliruan.
Fahaman Wihdatul Wujud dan kepercayaan bahwa Allah menitis kepada makhlukNya atau Dia bisa bersatu dgn makhlukNya adalah kepercayaan yg membuat seseorang kufur dan keluar dari agama.
Beriman kepada para malaikat Allah secara ijmali adapun secara terperinci maka kita beriman berdasarkan keterangan-keterangan dalil yg shahih. Misalnya tentang nama-nama dan sifat-sifat mereka pekerjaan-pekerjaan yg mereka lakukan dsb.
Beriman kepada seluruh kitab-kitab yg diturunkan Allah dan bahwa Al Qur’an adl kitab samawi yg paling utama. Al Qur’an menghapus berlakunya syari’at kitab-kitab samawi terdahulu dan bahwa kitab-kitab samawi sebelum-nya telah diubah oleh tangan-tangan manusia krn itu kita wajib mengikuti Al Qur’an dan tidak kepada kitab-kitab samawi sebelumnya.
Beriman kepada para nabi dan rasul Allah Shalawatullah Wasala-muhu ‘Alaihim dan bahwa mereka adalah orang-orang paling mulia dari segenap manusia lainnya barangsiapa mempercayai selain itu maka dia telah kafir.
Kita wajib percaya terhadap keterangan dalil shahih yg menjelas-kan tentang mereka secara terperinci dan kita wajib beriman kepada para rasul itu secara global. Kita wajib beriman bahwa Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah yg paling mulia di antara mereka dan Allah mengutusnya kepada segenap manusia.
Beriman bahwa wahyu telah terputus setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan beliau adalah penutup para nabi dan rasul. Barangsiapa mempercayai selain itu maka dia telah kafir.
Beriman kepada Hari Akhir serta adanya berbagai tanda yg menun-jukkan kedatangannya berdasarkan hadits-hadits shahih.
Beriman kepada qadha’ dan qadar Allah yg baik maupun yg buruk. Yaitu dgn beriman bahwasanya Allah mengetahui sesuatu sebelum ia terjadi dan bahwa semuanya tertulis di Lauhul Mahfuzh apa yg dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yg tidak dikehendakiNya pasti tidak akan terjadi sesuatu tidak terjadi kecuali dgn kehendak dan izinNya dan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu Maha Pencipta segala sesuatu dan ber-buat sesuai dgn yg dikehendakiNya.
Beriman kepada yg ghaib sesuai dgn keterangan dalil yg shahih; seperti beriman kepada ‘Arsy Kursi Surga Neraka keni’matan kubur dan siksanya Shirath Mizan dan yg lain tanpa menta’wilkannya sedikitpun.
Beriman kepada adanya syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam syafa’at para nabi malaikat orang-orang shaleh dan lainnya pada hari kiamat sebagaimana yg diterang-kan oleh hadits-hadits shahih.
Melihatnya orang-orang beriman kepada Rabb mereka pada hari kiamat; ketika di Mahsyar dan di Surga adalah haq barangsiapa mengingkari-nya ia sesat dan melihat Tuhan tak akan dialami seorang manusiapun selama di dunia.
Karamah para wali dan orang shaleh adalah haq dan tidak semua perkara yg luar biasa menandakan karamah sebaliknya bisa merupakan istidraj atau dari syaitan. Sedang ukuran bahwa hal-hal yg luar biasa itu karamah atau tidak adalah kesesuaiannya dgn Al Qur’an dan As Sunnah.
Semua orang beriman adalah Auliyaur Rahman dan tiap mukmin memiliki tingkat kewalian sesuai dgn kadar imannya.
Sumber Mujmalu Ushuli Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil Aqidah
Penulis DR. Nashir Abdul Karim Al ‘Aql.

No comments:

Post a Comment

ARKIB NEGARA

KATEGORI

agama (87) Akhlaq dan Nasehat (1) Aqidah (1) Bencana alam (20) Cerita nasihat (24) formula (1) haji (22) Jumaat (8) keluarga (18) Kesihatan (13) Luar Negeri (5) Mekah (2) politik (4) Ramadhan (30) sahabat (3) Sains (17) sajak (8) Seni (2) surah aljumuah (1) tips (18) Umum (50) video (9) video nasyid (1)

My Salute